Perokok Terancam tidak Dapat Kartu Jamkesda

MALANG--MI: Para perokok aktif yang selama ini masih ditoleransi kepesertaannya dalam jaminan kesehatan daerah (jamkesda) di Kota Malang, Jawa Timur, tahun 2010 ini terancam tidak akan diakomodasi lagi.

Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang Syaiful Rusdi, Senin (22/3), mengatakan, pencoretan para perokok menjadi peserta jamkesda ini masih dalam taraf wacana, belum ada kesepakatan dengan instansi terkait.

"Kami memang mengusulkan agar salah satu indikator yang dimasukkan dalam verifikasi untuk penerima jamkesda ini adalah tidak merokok. Kalau ternyata perokok aktif, ya otomatis harus dicoret dari daftar peserta," ucap politisi dari PAN tersebut menegaskan.

Ia mengakui, wacana memasukkan kebiasaan merokok sebagai salah satu indikator penerima jamkesda tersebut, muncul setelah komisi bidang kesejahteraan dan kesehatan itu melakukan kunjungan kerja ke Jakarta Barat, belum lama ini.

Menurut dia, memasukkan kebiasaan merokok manjadi salah satu indikator jamkesda itu diharapkan berdampak lebih baik bagi yang bersangkutan. Tidak hanya baik secara finansial, tapi juga bagi kesehatan.

Menanggapi usulan komisi D DPRD itu, Kepala Dinkes Kota Malang Enny Sekar Rengganingati menyatakan, kesediaannya dan akan membahasnya lebih lanjut dengan para wakil rakyat tersebut. Ia menuturkan, untuk memasukkan indikator kebiasaan merokok menjadi salah satu penilaian dalam jamkesda maka indikator itu harus dimasukkan dalam daftar pertanyaan, baik secara langsung maupun melalui pihak ketiga.

"Pada prinsipnya kami mendukung dan sependapat dengan usulan dewan, namun bagaimanapun juga kami harus membahasnya lebih lanjut dengan instansi terkait dan dewan sendiri. Kalau sudah ada kesepakatan dan semua setuju, kami tinggal menggodok teknisnya saja," papar Enny.

Selain akan memasukkan indikator perokok aktif, dalam validasi peserta jamkesda juga akan diajukan berbagai pertanyaan dan kriteria seperti yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ketika menilai dan menentukan keluarga miskin.

[sumber: Media Indonesia]

Puting Beliung Terjang Wonosobo, 54 Rumah Rusak

WONOSOBO--MI: Angin puting beliung menerjang Dusun Grenjeng, Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, mengakibatkan 54 di antara sekitar 230 rumah di dusun itu rusak.

Kepala Desa Candiyasan Setyawan Prayitno, di Wonosobo, Minggu (21/3) menyebutkan, 12 rumah rusak berat, 21 rusak sedang, dan 21 rusak ringan. Bencana pada Sabtu (20/3) petang itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Rumah yang mengalami rusak berat antara lain milik Suyanto, Suwanto, Giyanto, Suryanto, Karsito, Ngatwan, Suparman, Tukiyanto, Wito, Karjono, dan Setyawan Prayitno.

Ia mengatakan, kerusakan berat rumah mereka karena atap dan kerangkanya kabur terbawa lesus.

"Rumah saya bukan hanya atap dan kerangka yang terbang, internitnya juga ikut melayang dan anehnya bekas atap itu tidak ditemukan di sekitar lokasi," katanya.

Ia mengatakan, angin puting beliung yang di daerah itu disebut dengan lesus terjadi sekitar pukul 18.15 WIB dan berlangsung cukup cepat selama sekitar satu menit. Setelah diterjang lesus, desa itu diguyur hujan deras.

Lesus yang menerjang desa itu sebagai peristiwa pertama kali dialami warga. Ia berharap, korban lesus mendapatkan bantuan material terutama seng dan kayu.

Sekretaris Camat Kertek Agus Wibowo mengatakan, Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Wonosobo akan menyalurkan bantuan logistik antara lain berupa mi instan, beras, dan terpal.

Ia mengatakan, para korban lesus juga memerlukan bantuan material lainnya seperti seng 1.200 lembar, kayu gelagar sepanjang empat meter 300 batang, dan paku payung 30 kilogram untuk perbaikan rumah.

"Kami sedang berupaya mendapatkan bantuan baik dari pemkab maupun provinsi," katanya.


[sumber: Media Indonesia]

Hampir Punah, Badak Cula Hanya Tersisa Puluhan Ekor

Jakarta - Populasi satwa langka Badak Cula Satu diperkirakan hanya tersisa 50 ekor. Hasil foto Taman Nasional Ujung Kulon mendeteksi binatang purba unik khas Indonesia ini sebanyak 30 ekor saja.
"Berdasarkan hasil foto tim kami, Badak Cula Satu terdeteksi sebanyak 30 ekor," ujar Kepala Taman Nasional Ujung Kulon, Agus Priambudi disela acara restorasi habitat Badak Cula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Senin (15/3/2010).

Namun berdasarkan perkiraan atas penelusuran jarak jauh, satwa langka Badak Cula Satu (Rhinoceros Sondaicus) diperkirakan ada sebanyak 50 ekor. Menurut Agus, jumlah ini dikhawatirkan akan merosot yang bisa berujung pada kepunahan jika tidak dilakukan tindakan intensif.

"Untuk itu kita punya berbagai program restorasi dalam rangka meningkatkan populasi Badak Cula Satu," ujar Agus.

Salah satunya adalah dengan melakukan penyiapan bibit dan penanaman tanaman pangan Badak Cula Satu, serta pemeliharaan intensif termasuk mendorong proses reproduksi satwa langka ini.

Habitat Badak Cula Satu berlokasi di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Kawasan ini sendiri berada di dua kecamatan, yaitu Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Luas kawasan ini mencapai 122.956 hektar terdiri dari daratan seluas 78.619 hektar dan laut 44.337 hektar.

Kawasan habitat Badak Cula Satu mengambil lahan sekitar 40 ribu hektar. Dari kawasan habitat tersebut, tim Taman Nasional Ujung Kulon memiliki program restorasi di atas lahan seluas 3 ribu hektar.

"Kami ada rencana membangun pagar untuk melindungi habitat Badak Cula Satu. Hanya saja program ini butuh dana miliaran rupiah. Sudah ada beberapa donatur asing yang komitmen membantu," ujarnya.

Taman Nasional Ujung Kulon membutuhkan dana sebesar Rp 25 miliar per tahun untuk program restorasi, peningkatan keamanan dan pengembangan menjadi kawasan wisata.

Anggaran yang disediakan dalam APBN sebesar Rp 11 miliar. Namun donatur lembaga-lembaga asing ikut membantu. Kendati demikian, kawasan ini masih membutuhkan dana sekitar Rp 10 miliar per tahun.

Dari kawasan seluas 122 ribu hektar tersebut, baru sedikit saja yang sudah dikembangkan, terlebih kawasan laut masih jauh dari optimal yang disebabkan kendala dana.


[sumber: detikNews]

INAICTA 2010

Apa itu INAICTA?






Indonesia ICT Award 2009 (INAICTA 2010) adalah ajang lomba karya cipta kreativitas dan inovasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi berskala nasional. INAICTA 2010 diselenggarakan komunitas teknologi informasi dan komunikasi di tanah air, dengan dukungan penuh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pendaftaran
  1. Untuk berpartisipasi sebagai peserta di INAICTA 2010, caranya mudah sekali.
    Daftarkan nama Anda (pribadi atau kelompok) sebagai calon peserta INAICTA 2010. * Daftarkan karya yang hendak Anda sertakan dalm kompetisi. Satu pengguna boleh mengirim maksimal 1 karya untuk setiap kategori.
  2. Lakukan pembayaran sesuai dengan kategori kompetisi yang Anda ikuti.
  3. Karya Anda sudah sah untuk mengikuti kompetisi. Jangan lupa untuk senantiasa terupdate dengan kegiatan penjurian!
Pendaftaran peserta lomba INAICTA 2010 dibuka pada tanggal 20 April 2010.

Informasi selengkapnya akan dipublikasikan melalui situs ini dan jejaring sosial INAICTA 2010. Jadi, siapkan karyamu sebaik mungkin!


Biaya Pendaftaran

Biaya pendaftaran kompetisi INAICTA 2010 adalah sebagai berikut:

Student: Rp 25.000,-
Individu: Rp 50.000,-
Corporate: Rp 200.000,-

Informasi selengkapnya mengenai metode pembayaran akan kami publikasikan selengkapnya melalui situs ini maupun jejaring-jejaring sosial INAICTA 2010.


Kategori Lomba : Lihat di sini!

Penginapan di Dieng

Bagi yang kemarin request penginapan di Dieng, ne ada beberapa penginapan yang bisa dicoba...

Pondok Wisata Lestari
Pertigaan dieng
c/p pak yanto 085228272404 / 0281 3342026
Rate Rp 75.000 – Rp 150.000.

Penginapan Bu Jono
c/p pak Didik 085227389949
www.geocitis.hotelbujono.com
jl. Raya km 27 Dieng Plateu
Room rate Rp 75.000 – Rp 150.000.

Homestay Pancawarna, cp: Daryanto/Hotimah 085878581677

Homestay Flamboyant , persis di depan pondok lestari