Tampilkan postingan dengan label WARTA WONOSOBO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WARTA WONOSOBO. Tampilkan semua postingan

Dieng - Tahun Baru, Banyak Hiburan

Mungkin agak basi, tapi tak apa deh :D Nih, ada sedikit berita dari Suara Merdeka.

---------------------oOo-------------------------
WONOSOBO, suaramerdeka.com - Untuk menyongsong liburan tahun baru, obyek wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah disiapkan raturan pementasan seni tradisional.

Hari ini (28/12) tim dari Dinas Pariwisata sedang meninjau lokasi yang dijadikan pusat acara. Pentas kesenian yang akan ditampilkan yakni gabungan dari dua daerah yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Diperkirakan jumlah pengunjung yang akan naik ke Dieng pada sepekan ini bisa mencapai 15.000 wisatawan.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata Disparbud Wonosobo, Drs Suprayudi mengemukakan, pentas seni di Dieng digelar pada perayaan tahun baru supaya ruh nilai-nilai budaya tidak luntur. Menurutnya sebagai salah satu wisata alam, pentas seni dinilai paling cocok karena tidak merusak lingkungan.

"Pentas seni ini akan diikuti oleh sejumlah seni tradisional yang ada di sekitar Dieng," katanya.

Beberapa titik pentas seni akan digelar di Dieng Plateu Theater (DPT), Kompleks Candi Arjuna, Kecamatan Batu, Telaga Warga dan kawasan Telaga Cebong di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar.

Menurutnya, tingkat kunjungan wisatawan nusantara jelang tahun baru setiap hari sudah mencapai 500 orang dan wisatawan mancanegara mencapai 300 orang. Suprayudi memperkirakan pada tahun baru ini volume kunjungan puncak akan terjadi pada tanggal 29 Desember hingga tanggal 2 Januari. ( Edy Purnomo / CN27 / JBSM )

[sumber : Suara Merdeka]
---------------------oOo-------------------------

Nah lo, ayo ayo siapa yang mau berwisata ke Dieng,, khusus tahun baru ada pentas seninya lho, jadi kita tidak hanya bisa menikmati pesona alam Dataran Tinggi Dieng saja, kita juga bisa melongok kesenian daerah perpaduan antara dua kabupaten, Wonosobo dan Banjarnegara. Buruan, limited edition loohh :D

Kawasan Gunung Banjir

Tanah longsor di kawasan gunung, itu biasa. Hujan, juga sangat biasa. Tapi bagaimana jika gunung kebanjiran? Itu luar biasa. Percaya nggak? Bagi yang nggak percaya, mulai sekarang harus percaya. Karena awalnya aku juga tak percaya, sampai-sampai aku nyeletuk pada ibuku, "Loh, Tieng banjir? Kog Wonosobo nggak keleleb?"

Yap, itu terjadi di Desa Tieng, Wonosobo. "Sebanyak 627 warga Dusun Ngesong, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terpaksa mengungsi setelah rumah mereka diterjang banjir bandang yang terjadi pada Minggu siang, 18 Desember 2011." (vivaNews.com)

Tercatat hingga Rabu (21/12), jumlah korban tewas banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Desa Tieng, mencapai sembilan orang. Sedangkan dua lainnya dinyatakan hilang. Sebanyak 27 rumah warga juga hancur. (liputan6.com)

Nah, masih belum percaya? *dah lahh,,percaya aja* itulah kekuasaan Allah.

Sekarang, mari kita pikirkan secara logis. Bagi yang pernah ke Dieng, adakah diantara kalian yang melihat pohon besar tumbuh dengan asri-nya di sepanjang *jalan kenangan :))* jalan menuju gunung Dieng? Pasti ada *wkwkwkw*, tapi tidak banyak. Yang banyak adalah pematang sawah yang ditumbuhi tanaman kentang dan aneka ragam sayuran. Yang setiap hari selalu diberi pupuk agar tanah menjadi gembur dan subur.

Lalu, apakah masyarakat menjadi kaya dengan lahan itu? Bagi korban mungkin iya, dulu, sebelum bencana terjadi. Sekarang? Justru mereka kehilangan hartanya yang telah dipupuk sekian lama. Menjadikan kawasan gunung sebagai tempat bercocok tanam, sangat bagus, tapi jika itu tak dibarengi dengan pelestarian alam dan menanam pohon-pohon besar, maka yang terjadi ketika intensitas hujan terus menerus bertambah adalah banjir dan longsor. Jadi sekarang, terasiring pun sudah tak berguna. Yang rugi, mereka juga kan?

Kiamat nampaknya memang sudah dekat *fiiuuuhhh*

Well, mari kita petik hikmah dari kejadiaan ini. Bencana alam memang selalu datang tanpa diduga. Tak ada yang tahu kapan bencana itu akan terjadi. Jadi, tidak ada salahnya jika kita selalu menjaga dan melestarikan alam kita. Sudah sepantasnya jika di kawasan gunung ditumbuhi pohon-pohon besar untuk menahan air resapan yang terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi. Dan semuanya kembali kepada manusia yang menghuni alam ini. Jangan hanya beralasan untuk menambah harta, toh itu hanya di dunia, maka alam menjadi rusak dan gundul. *alamnya jadi marah kaaaannnnn* Mari lestarikan alam ini :D Save Dieng!!

Wonosobo memang beda kann....?? :D

[postingan ini juga diterbitkan di blog penulis]

Puting Beliung Terjang Wonosobo, 54 Rumah Rusak

WONOSOBO--MI: Angin puting beliung menerjang Dusun Grenjeng, Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, mengakibatkan 54 di antara sekitar 230 rumah di dusun itu rusak.

Kepala Desa Candiyasan Setyawan Prayitno, di Wonosobo, Minggu (21/3) menyebutkan, 12 rumah rusak berat, 21 rusak sedang, dan 21 rusak ringan. Bencana pada Sabtu (20/3) petang itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Rumah yang mengalami rusak berat antara lain milik Suyanto, Suwanto, Giyanto, Suryanto, Karsito, Ngatwan, Suparman, Tukiyanto, Wito, Karjono, dan Setyawan Prayitno.

Ia mengatakan, kerusakan berat rumah mereka karena atap dan kerangkanya kabur terbawa lesus.

"Rumah saya bukan hanya atap dan kerangka yang terbang, internitnya juga ikut melayang dan anehnya bekas atap itu tidak ditemukan di sekitar lokasi," katanya.

Ia mengatakan, angin puting beliung yang di daerah itu disebut dengan lesus terjadi sekitar pukul 18.15 WIB dan berlangsung cukup cepat selama sekitar satu menit. Setelah diterjang lesus, desa itu diguyur hujan deras.

Lesus yang menerjang desa itu sebagai peristiwa pertama kali dialami warga. Ia berharap, korban lesus mendapatkan bantuan material terutama seng dan kayu.

Sekretaris Camat Kertek Agus Wibowo mengatakan, Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Wonosobo akan menyalurkan bantuan logistik antara lain berupa mi instan, beras, dan terpal.

Ia mengatakan, para korban lesus juga memerlukan bantuan material lainnya seperti seng 1.200 lembar, kayu gelagar sepanjang empat meter 300 batang, dan paku payung 30 kilogram untuk perbaikan rumah.

"Kami sedang berupaya mendapatkan bantuan baik dari pemkab maupun provinsi," katanya.


[sumber: Media Indonesia]

Lagi, Korban Longsor Wonosobo Ditemukan Tewas

Wonosobo, CyberNews. Lima korban yang tertimbun tanah longsor di Dusun Wonoaji, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, telah ditemukan Jumat (22/1). Korban terakhir yang dievakuasi tim SAR adalah Wagisah (43).

Tim SAR gabungan mulai mencari korban sekitar pukul 07.00 WIB dengan menyemprotkan air dari selang mobil kebakaran untuk membersihkan longsoran. Mereka berhasil menemukan tubuh korban sekitar pukul 09.15 WIB.

Namun, tubuh korban tidak langsung bisa diangkat karena tertimbun rumpun bambu dan tim SAR harus membersihkan rumpun bambu itu dengan gergaji mesin. Baru sekitar pukul 10.30 WIB jenazah korban bisa diangkat untuk dievakuasi ke Puskesmas Kejajar.

Sebelumnya, pada hari pertama, Rabu (20/1) tim SAR berhasil menemukan dua korban dari timbunan tanah longsor, yakni Zainudin (54) dan Tusamin (48). Kemudian pada hari Kamis (21/1) menemukan korban Samsu Ramadon (24) dan Hartadi (19).

Sementara, jalur Wonosobo-Dieng mulai Jumat (22/1) tertutup untuk kendaraan roda empat karena dikawatirkan terjadi longsor susulan. Pada Kamis (21/1) sore juga terjadi longsor di seberang tebing Dusun Wonoaji dan mengakibatkan jalan tertutup tanah dan batu.

Kabag Humas Pemkab Wonosobo, Agus Purnomo mengatakan, untuk sementara jalur Wonosobo-Dieng km 20 tertutup bagi kendaraan roda empat karena waktu hujan deras di kawasan tersebut rawan longsor.

Curah Hujan Ekstrim Picu Longsor Wonosobo

Wonosobo, CyberNews. Curah hujan yang ekstrim dan retakan tebing diduga sebagai penyebab longsor di Dusun Wonoaji, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada Rabu (20/1) lalu.

Peneliti erosi tanah dari Prodi Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, M. Anggri Setiawan di Wonosobo, Jumat (22/1), mengatakan pada saat kejadian longsor curah hujan di wilayah tersebut mencapai 75 milimeter per hari. Padahal dalam kondisi normal curah hujan berkisar 10 hingga 20 milimeter per hari.

Anggri mengatakan, di bagian atas tebing yang terdapat selokan di pinggir jalan, diperkirakan ada retakan yang telah tertutup sedimen. Saat curah hujan tinggi, air terus masuk ke dalam retakan karena tidak kuat menahan air maka tebing longsor.

Anggri yang kini sedang melakukan penelitian manajemen erosi di Desa Tieng ini mengatakan, wilayah tersebut memang rawan longsor terutama dilihat dari faktor geologi tanah yang ada merupakan endapan vulkanik dari Dieng berupa material lepas seperti pasir dan andesit sehingga mudah longsor.
"Kondisi tersebut berpotensi longsor cukup tinggi, apalagi ada getaran dari kendaraan seperti truk yang membawa beban berat sehingga menimbulkan gerakan tanah yang labil itu," ujarnya.

Bencana tanah longsor yang terjadi Rabu (20/1) sekitar pukul 11.50 WIB tersebut mengakibatkan sembilan rumah rusak berat akibat terkena longsoran dari tebing setinggi 50-60 meter. Sembilan rumah tersebut yakni milik Zainudin, Sahmudi, Muh Azis, Asngari, Bandini, Tusamin, Juariyah, Taziroh, dan Mukhzin.

Bencana tanah longsor itu juga mengakibatkan lima korban tewas, empat di antaranya meninggal di lokasi longsor karena tertimbun tanah, sedangkan seorang korban meninggal di Rumah Sakit Setjonegoro Wonosobo. Selain itu, ada satu korban bernama Wagisah yang diduga masih tertimbun dan kini dalam pencarian.

Banjir Lumpur Genangi Ruas Jalan Wonosobo-Dieng

Wonosobo, CyberNews. Gara-gara lubang gorong-gorong jembatan Kalikalang I, Desa Jengkol Kecamatan Garung tidak mampu menampung luapan air hujan, banjir pun tak terelakkan pada Senin (4/1) sore. Peristiwa tersebut mengakibatkan air berlumpur meluap ke jalan jalur wisata Wonosobo-Dieng.

Kemacetan lalu lintas tak dapat dihindari. Antrean kendaraan mencapai beberapa kilometer, dari wilayah Kecamatan Garung sampai Desa Rejosari Tambi Kecamatan Kejajar. Arus lalu lintas, mulai lancar, setelah hujan mereda, pada Senin (4/1) petang.

Banjir lumpur juga menggenangi halaman balai Desa Jengkol, Poliklinik kesehatan, TK Pertiwi dan halaman SD 2 Jengkol, balai desa dan kantor desa setempat. Bahkan, rumah mantan Kades Jengkol rusak.

Tembok sepanjang delapan meter, di bagian belakang rumah keluarga Margono jebol, sehingga perabotan di dalam rumah pun porak poranda. Disamping itu, kandang kambing pun rusak. Dalam peristiwa itu tidak terjadi korban jiwa, namun kerugian materi ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Banjir lumpur juga menyebabkan sumber mata air Ngelak yang dimanfaatkan oleh 125 keluarga Desa Jengkol, saat ini tertutup material pasir. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengandalkan PDAM.

Sekretaris Desa Jengkol, Sutrisno mengatakan peristiwa bajir lumpur yang disebabkan meluapnya air irigasi itu, tercatat kali ke tiga dalam dua tahun terakhir ini. Dia menduga, banjir dimungkinkan karena lubang gorong-gorong relatif kecil dan tak mampu menampung air hujan. Sebelum jembatan direhab, kawasan tersebut tidak pernah banjir.

Camat Garung, Didik Wibawanto SSos didampingi Kabag Humas Pemkab Wonosobo H Agus Purnomo SH SSos MSi mengatakan, peristiwa banjir tersebut sudah dilaporkan ke instansi terkait. Untuk mengatasi hal itu, dibutuhkan pembangunan gorong-gorong yang lebih besar.

[suaramerdeka.com]

Dieng Adventure 2009

Rencana & Persiapan EVENT di DIENG tahun 2009

Dalam rangka HUT WONOSOBO, PEMDA KAB WONOSOBO mengadakan DIENG TRAIL ADVENTURE 2009, bekerja sama dengan TOWER dan DICTRO. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2009.


Infromasi lebih lanjut : http://www.tower.htmlplanet.com/catalog_1.html

Penerimaan dan Lowongan Kerja CPNS DEPLU 2009

Departemen Luar Negeri (Deplu) Republik Indonesia membuka kesempatan kepada Warga Negara Indonesia pria dan wanita yang memiliki integritas dan komitmen tinggi untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III dan II untuk dididik menjadi Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN).

Untuk informasi lebih lanjut, bisa dilihat di : http://lowongan-kerja-lowongan-cpns.blogspot.com/2009/07/penerimaan-dan-lowongan-kerja-cpns.html

Muhi Wonosobo Menuju RSBI

SMA Muhammadiyah Wonosobo kini bersiap untuk mengembangkan sayapnya ke tingkat yang lebih tinggi. Tahun ini, satu-satunya SMA berlabel Muhammadiyah di Wonosobo ini dipercaya menjadi sekolah swasta pertama di Kabupaten Wonosobo yang menyelenggarakan program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).

Saat ini pihak sekolah terus berbenah mempersiapkan diri, baik menyangkut sarana dan prasarana pendukung sampai penyiapan tenaga pengajar profesional.

Merupakan sebuah tantangan yang tidak ringan bagi sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara RSBI. Namun, dengan tekad dan semangat, didukung sarana dan prasarana yang menunjang, serta pengajar yang profesional, Zulfan Setyanto selaku koordinator pelaksana program RSBI SMA Muhammadiyah Wonosobo mengungkapkan bahwa mereka yakin cita-cita menuju SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) nantinya akan terwujud.

Menurutnya, dalam penyelenggaraan RSBI ini tentu kurikulumnya akan berbeda dengan sekolah-sekolah biasa pada umumnya. Nantinya, mata pelajaran akan ditempuh dengan sistem SKS. Jadi, guru tidak lagi mencari kelas, tapi murid yang mencari kelas. Karena setiap jam pelajaran masing-masing murid bisa berganti-ganti kelas. Tergantung SKS yang diambil.

Dengan predikat sebagai sekolah penyelenggara RSBI, harapannya kualitas siswa SMA Muhammdiyah Wonosobo bisa bersaing dan berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu yang dilakukan untuk memenuhi harapan tersebut adalah dengan menyiapkan siswa berprestasi untuk dikirim sebagai duta dalam berbagai perlombaan olimpiade sains dan teknologi, serta menyiapkan tenaga pendidik minimal lulusan S2. //v_elz

[KRjogja.com]



Putting Beliung Sapu 14 Rumah di Kecamatan Kertek, Wonosobo

Angin putting beliung menerjang pemukiman penduduk di Dusun Angrong Gondok, desa Reco, Kecamatan Kertek, Wonosobo, Selasa (28/4). Sedikitnya ada 14 rumah warga dan 1 gedung sekolah dasar mengalami kerusakan cukup parah. Atap bangunan rumah yang umumnya terbuat dari seng porak-poranda. Bahkan sebagian tembok bangunan rumah warga jebol.

Kepala Dusun Angrong Gondok, Subandi mengungkapkan, bahwa tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun, kerugian yang harus ditanggung warganya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Sedikitnya ada 5 bangunan rumah warga RT 8 RW 3 roboh akibat tak mampu menahan keganasan tiupan angin tersebut.
–Kedaulatan Rakyat (30/4)-

Alat Deteksi Gas Beracun Rusak

Berdasarkan liputan harian Kedaulatan Rakyat (29/4) halaman 14 kolom 2, alat untuk mendeteksi munculnya gas beracun yang dipasang di kawasan Sawah Sikendang dan Telaga Warna Dieng rusak dan tidak bisa difungsikan lagi. Padahal keberadaan alat itu sangat vital yang mempu memberikan peringatan dini munculnya gas beracun kepada warga sekitar maupun pengunjung wisata.
Kepala Resort Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) KPH Dieng, Pardiyono (55) membenarkan terkait kerusakan pada alat deteksi gas beracun di Dieng. Alat yang terpasang sejak 2007 itu kini tidak berfungsi. Seluruh lapisan besi pada alat tersebut sudah karatan.

“Kemungkinan penyebab kerusakan pada alat itu lataran pangaruh asap belerang yang merekat pada lapisan besi, sehingga besi berkarat dan akhirnya alat rusak. Saya sudah berkali-kali melaporkannya ke Propinsi Jateng. Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan.” Jelasnya.

Padahal, lanjut Pardiyono, fungsi dari alat deteksi gas beracun itu sangat penting dan dibutuhkan. Alat itu mampu memberikan informasi dini kepada penduduk sekitar dan wisatawan yang sedang menikmati indahnya wisata Dieng. Perlu diketahui juga bahwa gas beracun Dieng pernah menewaskan ratusan manusia pada tahun 1979 silam. Jadi kemunculan gas beracun harus tetap diwaspadai.
Menurutnya, alat deteksi gas beracun Dieng itu merupakan bantuan dari Propinsi Jateng yang diberikan semasa kepemimpinan mantan Guberbur Jateng Mardiyanto pada 2007 lalu. Sayangnya, baru sekitar setahun dipasang, alat deteksi gas beracun itu sudah rusak dan tidak berfungsi.

Penerimaan Mahasiswa Baru 2009/2010 UNSIQ

A. Beasiswa Bebas SPP selama 3 semester diberikan kepada:
  1. Lulusan SMTA memiliki nilai STK rata-rata 7,5
  2. Lulusan SMTA atau sederajat, juara 1, 2, dan 3 MTQ/ MHQ/ MSQ/ MKQ minimal tingkat Kabupaten/ Kota disertai tanda bukti syah dari instansi terkait, atau;
  3. Lulusan SMTA atau yang sederajat Hafidz/ Hafidzoh 30 Juz Al-Qur'an.

B. Beasiswa Bebas SPP, SKS & Infaq Pengembangan diberikan kepada:
Siswa dan santri unggulan dan berprestasi dengan syarat A (no.2-4) dan nilai rata-rata STK 7,0 pada program studi tertentu, hanya memberikan sumbangan perpustakaan dan kegiatan kemahasiswaan sebesar Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) tiap semester. Quota program ini sebanyak 500 siswa dan santri.

Waktu Pendaftaran

Gelombang I : 2 Maret - 30 Juni 2009
Waktu Tes Umum: 1 Juli 2009

Gelombang II : 1 Juli - 9 Agustus 2009
Waktu Tes Umum : 11 Agustus 2009

Gelombang Khusus : 11 Agt - 10 Sept 2009
Waktu Tes : 12 Sept 2009

Syarat Pendaftaran
1. Mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran yang dilampiri:
  • Foto kopi Ijasah/ STTB SMTA/ MA atau yang sederajat dilegalisir.
  • Pas foto terbaru 3x4 = 2 lembar.
2. Membayar biaya pendaftaran Rp. 50.000,-

Untuk D3 Keperawatan
1. Lulusan SMA (A1, A2), lulusan SMU, lulusan MAN (A1, A2), lulusan SPK.
2. Umur maks. 24 th pada 1 September 2008
3. Berbadan sehat, tidak buta warna
4. Tinggi badan min 150 cm bagi perempuan dan 155 cm bagi laki-laki
5. Fotokopi ijazah dan transkrip nilai terakhir yang dilegalisasi
6. Pas foto 4x6 dan 3x4 masing-masing 4 lembar
7. Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Polri
8. Biaya pendaftaran dan seleksi Rp. 75.000,-

Format Tes Masuk
* Wawancara
* Tes Potensi Akademik

Tempat Pendaftaran
Di Kampus : UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Jl. Raya Kalibeber Km. 3 Wonosobo 56351
Datang sendiri pada hari: Senin - Sabtu, Pkl 08.00 - 15.00 WIB.

[unsiq.ac.id]

Eksotika Teh Tambi Wonosobo

Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Wonosobo boleh percaya diri dan berbangga hati. Mengapa? Anda pasti sudah pernah bahkan sering meneguk teh khas dari kota dingin ini. Ya, apalagi kalau bukan Teh Tambi. Aromanya yang harum dengan warnanya yang hitam kecoklat-coklatan itu dikagumi citarasanya di Letohradek (Istana Musim Panas) Mitrovskych, Brno.
Teh dari perkebunan Tambi ini telah diekspor ke beberapa negara di dunia, seperti AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, Inggris, Rusia, Polandia, Jerman, Irak, dan Uni Arab Emirat.
Ternyata tidak hanya Teh Tambi Wonosobo saja yang dikagumi oleh Istana Musim panas tersebut, namun banyak kebudayaan di Indonesia yang turut menjadi perhatian dari pemerintahan itu. Antara lain adalah tekstil agung tradisional ulos, batik, tenun ikat, dan songket. Juga berbagai handicraft berselera seni tinggi dan aneka senjata tradisional.
Banyaknya kekayaan budaya di Indonesia menjadikan bangsa Indonesia semakin yakin untuk menapaki dunia yang begitu luas ini. Sebagai penghuni pulau hijau ini, kita harus selalu menjaga kelestariannya. Jangan sampai kebudayaan yang telah turun temurun ini diambil oleh bangsa lain yang tidak bertanggungjawab.

Idul Adha di Wonosobo

Hari Raya Haji atau lebih dikenal sebagai Hari Raya Idul Adha merupakan hari dimana umat Islam berkesempatan untuk membahagiakan fakir miskin dan saudara-saudara kita yang kekurangan, dengan membelanjakan sebagian hartanya untuk membeli hewan qurban dan membagikan daging qurban tersebut secara merata.
Idul Adha tahun ini bertepatan pada tanggal 8 Desember 2008. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini masyarakat Wonosobo melaksanakan Sholat Ied di sepanjang jalan Sindoro dan halaman gedung Sasana Adipura Kencana karena saat ini alun-alun Wonosobo sedang direnovasi.

Penanaman bibit 89.400 batang Pohon di Kecamatan Kertek

Dalam memperingati Hari Penanaman Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Jumat 28 Nopember 2008 di Kecamatan Kertek, hujan gerimis dan kabut tebal mewarnai prosesi kegiatan menanam. Kegiatan menanam yang melibatkan semua unsure ini baik Muspika, Aparat Pemerintah Desa, Dinas Instansi Kecamatan, para Guru dan anggota Korpri, serta siswa-siswi SLTPN 2 Kertek, telah menanam bibit pohon sebanyak 89.400 batang.

Bibit jenis yang ditanam antara lain berupa Mahoni, Suren, Kelengkeng, Jemitri, Akasia Mangium, saman dan kopi. Sasaran penanaman serentak meliputi15 Desa sebagai penyangga resapan air di kawasan lereng Gunung Sindoro. Sumber bibit tersebut diperoleh dari Bantuan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sebanyak 2400 batang untuk Desa Reco, Blog grang Gerhan sebanyak 80.000 batang untuk kelompok tani di 8 Desa termasuk didalamnya Reco dan 7.000 batang dari ADD 7 Desa.

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Agus Wibowo, bahwa Kegiatan ini juga dikemas untuk memperingati HUT PGRI dan HUT Korpri. Tujuannya adalah menggerakkan insane pendidik dan anggota Korpri untuk menanamkan budaya pelestarian lingkungan di mainstream mereka. Hal ini mengingat Guru dan Korpri adalah panutan masyarakat, sehingga perilaku kesehariannya agar mampu memberikan suri tauladan dalam memelihara alam dan lingkungannnya.

Sementara menurut Camat Kertek Hadi Soesilo kegiatan ini untuk mendukung program nasional dan Gerakan Wonosobo Menanam yang telah dicanangkan sejak tahun 2006 lalu. Proses menanam ini akan terus digalakkan dengan melibatkan semua komponen di Desa baik secara swadaya maupun dukungan dari Alokasi Dana Desa. Harapannya ke depan, Kertek yang menyangga 7 Kabupaten Kota melalui DAS Bogowonto dan SubDAS Begaluh mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu menurutnya program penanaman ini juga salah satu upaya prioritas Kecamatan Kertek dalam menangani permasalahan lahan kritis yang sampai saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Dari total luas lahan kritis 2.110 Hektar, sampai sekarang baru tertangani 50%nya, sehingga pekerjaan rumah kedepan melalui berbagai program lintas sector serta pemberdayaan masyarakat desa akan dilakukan upaya penanganannya. Lebih dari itu tantangan penanganan lahan kritis ini juga meliputi akibat penambangan galian C seluas 25,1 hektar yang sampai saat ini masih beroperasi dan menjadi sumber mata pencaharian sebagian warga. Permasalahan ini sedang menjadi kajian tim Kabupaten dan Propinsi, harapannya permasalahan lingkungan segera dapat terpecahkan. [e-wonosobo.com]

CPNS WONOSOBO 2008

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Sindoro No. 2 - 4 Telp. (0286) 321345 Fax. (0286) 321183
W O N O S O B O
56311

P E N G U M U M A N
Nomor : 800/ 3024 /BKD/2008

Pemerintah Kabupaten Wonosobo akan menyelenggarakan seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dari Pelamar Umum dengan fasilitasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk Formasi Tahun 2008, dengan ketentuan sebagai berikut:

I. FORMASI YANG TERSEDIA
A. Formasi Guru : 225
B. Formasi Tenaga Kesehatan : 70
C. Formasi Tenaga Teknis : 42
D. Formasi Tenaga Pelatih Olahraga : 2

Rincian alokasi formasi yang tersedia dapat dilihat pada Papan Pengumuman Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum Kabupaten Wonosobo Formasi Tahun 2008.

II. PERSYARATAN UMUM
A. Warga Negara Republik Indonesia
B. Berusia 18 tahun sampai 35 tahun sesuai dengan PP 98 Tahun 2000, berusia 35 tahun lebih sampai dengan 40 tahun sebagaimana diatur dalam PP 11 Tahun 2002.
C. Berijazah sesuai dengan kualifikasi dan formasi yang tersedia di Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
D. Bersedia ditempatkan di Instansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
E. Bersedia tidak mengajukan pindah bekerja sebelum mempunyai masa kerja nyata selama 8 tahun.
F. Tidak pernah menggunakan narkoba atau sejenisnya.

III. WAKTU DAN SISTEM PENDAFTARAN

Lamaran ditujukan kepada Bupati Wonosobo dan dikirimkan melalui Kantor POS ke PO BOX BKD Wonosobo mulai tanggal 4 November sampai dengan 16 November 2008 per Cap POS pada pukul 08.00 s/d 17.00 WIB

IV. WAKTU PELAKSANAAN DAN MATERI UJIAN
Ujian tertulis dilaksanakan pada:
- Hari / Tanggal : Minggu, 07 Desember 2008
- Materi Ujian : Tes Kompetensi Dasar (Tes Pengetahuan Umum, Bakat Skolastik, dan Skala Kematangan)

V. LAIN-LAIN
A. Bagi Pelamar yang menyampaikan secara langsung/tidak melalui POS dianggap GUGUR.
B. Setiap peserta pendaftar / pelamar hanya diperbolehkan mendaftar untuk 1 (satu) jenis formasi, apabila pendaftar / pelamar mendaftar lebih dari 1 (satu) formasi dinyatakan tidak sah/gugur.
C. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Pengumuman Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum Kabupaten Wonosobo Formasi Tahun 2008.

Wonosobo, 30 Oktober 2008

An. BUPATI WONOSOBO
Sekretaris Daerah

Drs. DJOKO PURNOMO,M.M
NIP. 500075300

Hampir Setahun Alun-alun Wonosobo dijadikan Free Hotspot Area

Kurang dari 3 bulan lagi, setahun sudah alun-alun dijadikan free hotspot area. Free hotspot area ini ada sejak 31 Desember 2007 lalu seiring dengan dibukanya kembali akses masyarakat Wonosobo ke Alun-alun setelah direnovasi (walau sekarang masih direnovasi lagi seh!). Bekerjasama dengan SMK Informatika, SMP 1 Wonosobo dan Brownies Net, serta didukung oleh SMP 1 Wonosobo dan SMP 2 Selomerto free hotspot area di alun-alun Wonosobo aksesnya lumayan cepat lho... Bagi yang punya laptop mungkin sudah tak perlu lagi susah-susah pergi ke warnet untuk mengakses internet. Cukup nongkrong di alun-alun, hmm...dobel2 keuntungannya deh! Bisa internetan gratis, bisa cuci mata tiap saat, tempat jajan di sekitar alun-alun juga nggak kalah enak lho...
Banyak sekali keuntungan yang bisa didapat dari semua ini, namun negatifnya juga nggak sedikit lho! Jadi manfaatkan area hotspot di alun-alun ini dengan sebaik-baiknya ya...
Jadikan tempat tinggal kita ini semakin maju dengan adanya fasilitas-fasilitas yang sudah disediakan ini...

PDAM Utang Rp58,19 Miliar

WONOSOBO (SINDO) – Krisis keungan membelit PDAM Wonosobo. Sampai akhir 2007 perusahaan plat merah itu terbelit utang Rp58,19 miliar.
Jumlah itu merupakan akumulasi dari utang pokok, bunga beserta denda yang harus dibayarkan oleh BUMD penyedia air minum ini kepada Departemen Keuangan.“Sebenarnya utang ini mau dibayar, tapi membayarnya pakai apa? Sebab, sampai sekarang belum ada dananya,”ungkap Kasubag Humas PDAM Wonosobo Sugiharto, kemarin.
Padahal, semula pada 1990 PDAM hanya berutang sebesar Rp17,6 miliar ke Departemen Keuangan. Sebenarnya, PDAM Wonosobo sudah melunasi Rp4 miliar dari seluruh hutang.Namun, sampai tenggat waktu pembayaran habis, sisa utang tersebut belum juga bisa terlunasi. Sehingga, sampai sekarang,nilai utang pokok ditambah bunga dan denda mencapai Rp58,19 miliar.
Untuk menyelesaian masalah utang ini, PDAM telah berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo guna mengajukan penghapusan utang. Namun sampai sekarang belum ada kabar pasti.“Jika utang ini dihapus, sebenarnya pemerintah pusat tidak rugi apa-apa, dana dari Depkeu telah diinvestasikan untuk menambah jaringan, hasilnya juga dinikmati masyarakat,” imbuh Sugiharto.
Biaya operasional PDAM Wonosobo, praktis hanya dipenuhi dengan dana dari 51.000 pelanggan lama yang tersebar di 14 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada.“Dengan debit 756 liter perdetik, kami hanya mentargetkan 1016 pelanggan baru pada 2008, kalau dipaksakan malah bisa menggangu pelanggan lama,” ujarnya.
Pada tahun lalu,PDAM juga mengalami kerugian sebesar Rp6,12 miliar. Wakil Ketua Komis A Abdul Haris mengatakan, PDAM harus bisa berfungsi sosial dan provit. “Sekarang ini justru PDAM tersandera permasalahan masa lalu akibat adanya mismanajemen. Ini tidak fair,” katanya.
Permasalahan ini,kata dia,harus diselesaikan secara kolektif antara pemkab Wonosobo dan pemerintah pusat sehingga masyarakat tidak dirugikan . (mn latief)

Wonosobo Expo 2007 kurang meriah

WONOSOBO - Pelaksanaan Wonosobo Ekspo yang mulai berlangsung Sabtu (22/12) masih terlihat sepi. dibandingkan kegiatan serupa yang dilakukan sebelumnya, pameran yang dilaksanakan di Stadion Kalianget itu kurang diminati pengunjung. Hingga pagi hari ini (Senin, 24/12) belum ada tanda-tanda kehadiran pengunjung yang membludak.
Sementara itu, stan yang di­se­diakan panitia masih banyak yang kosong. Di tenda utama yang diformat cukup mewah, ter­dapat sejumlah stan yang ti­dak dipakai. Demikian pula stand yang be­rada di luar tenda utama. Ko­song­nya stand tersebut akibat se­di­kit­nya minat pihak luar dan terdapat sejumlah satuan kerja p­e­rangkat daerah (SKPD) me­ngun­dur­kan diri sebagai peserta pa­meran. Suasana lebih sepi, nampak pa­da hari pertama pameran. Bah­­kan ketika dilakukan upacara pembukaan, hanya dihadiri pu­luhan orang. Ratusan kursi yang disediakan panitia, baik yang berada di panggung utama maupun yang diperuntukkan ba­gi masyarakat, nampak kosong. MemberatkanKepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Wahyu Wija­yan­to, menyatakan jumlah peserta pameran belum seperti yang di­ha­rapkan. Wahyu yang juga ke­tua panitia juga menyesalkan mun­durnya sejumlah SKPD yang semula sudah mendaftar­kan diri sebagai perserta. Ia ber­harap pimpinan SKPD bisa kem­bali membuka stannya. Wahyu berjanji akan meng­gra­tiskan biaya stan yang dinilai memberatkan peserta. Ia juga be­ra­ni menjamin keamanan se­la­ma pameran berlangsung ka­rena telah bekerja sama dengan TNI/Polri. Wakil Bupati Munthohar MM ketika membuka pameran mengharapkan panitia mela­ku­kan evaluasi sepinya kegiatan. Diharapkan, kegiatan tidak di­la­kukan pada akhir tahun dan ber­te­patan dengan musim hujan. Munthohar juga mengharapkan panitia menggratiskan biaya stan dan tiket masuk yang mem­buat pengunjung enggan da­tang. Semula bagi pengunjung dikenai tiket masuk Rp 2.500 untuk umum dan Rp 1.000 untuk pelajar. Indriyanto, ketua even organizer Cipta Seni yang menanga­ni pameran tersebut mengakui ma­sih banyak stan yang belum di­pakai. Di tenda utama baru ter­dapat 22 dari 50 stan yang di­pakai. Sementara stan luar ha­­nya diisi 17 pedagang terdiri da­ri PKL, pedagang tanaman hi­as, makanan dan lainnya. ’’Saya optimistis akan ramai. Tetapi semuanya tergantung res­pon masyarakat,’’ ujarnya. Salah satu pengguna stan swasta, Ragil, kepada Wawasan mengaku kecewa dan prihatin de­ngan kondisi pameran yang sepi pengunjung. ’’Kalau untuk pro­mo produk, jelas tidak mengena. Te­tapi saya juga kasihan kepada panitia,’’ ujarnya. mir/ad

Wonosobo Rawan Tanah Longsor dan Angin Ribut

Sabtu, 03 November 2007 14:20
Wonosobo Rawan Tanah Longsor dan Angin Ribut

Kapanlagi.com - Memasuki musim penghujan sejumlah daerah di Kabupaten Wonosobo rawan terhadap bencana tanah longsor, banjir, dan angin ribut.

Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Aziz Wijaya di Wonosobo, Sabtu, mengatakan, dari 15 kecamatan yang ada di Wonosobo seluruhnya rawan tanah longsor dan bencana banjir, sedangkan delapan kecamatan di antaranya rawan bencana angin ribut.

Ia mengimbau kepada masyarakat Wonosobo agar mewaspadai datangnya bencana memasuki pergantian musim kemarau ke musim penghujan tahun ini.

"Sebaiknya jika terjadi bencana, masyarakat segera melapor ke posko bencana di masing-masing kecamatan dan kantor desa setempat agar secepatnya bisa ditangani," katanya.

Ia menyebutkan 15 kecamatan yang rawan tanah longsor yakni Kecamatan Wonosobo, Kertek, Selomerto, Leksono, Garung, Kejajar, Mojotengah, Watumalang, Kalikajar, Sapuran, Kepil, Kaliwiro, Wadaslintang, Sukoharjo, dan Kalibawang.

Sedangkan delapan kecamatan yang rawan bencana angin ribut meliputi Kecamatan Wonosobo, Kertek, Garung, Kejajar, Mojotengah, Kalikajar, Sapuran dan Kepil.

Ia mengatakan, upaya antisipasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut, telah melakukan sosialisasi ke seluruh desa di Wonosobo melalui kecamatan masing-masing.

Selain itu, katanya, memberikan pelatihan penanggulangan bencana alam pada Tim SAR, anggota Linmas, aparat desa dan kecamatan.

"Kami juga mendirikan sejumlah posko bencana di setiap kantor desa dan kecamatan," katanya. (*/cax)